Daily Metro - PARIS — Ketika daging burger sapi pertama
dunia yang dihasilkan dari pengembangan di laboratorium dimasak dan
dimakan minggu lalu, para kritikus makanan mempertanyakan rasanya. Bagi
banyak orang Yahudi, Islam dan Hindu, pertanyaan pertama adalah apakah
agama mereka mengizinkan mereka mencobanya.
Situs-situs agama dibanjiri pertanyaan dan
opini selama seminggu terakhir setelah ahli biologi Mark Post dari
Maastricht University mempersembahkan inovasinya kepada media di London,
Senin (5/8).
“Apakah burger yang diciptakan di lab kosher (halal)?” tanya gerakan Yahudi Hasidik Chabad Lubavitch dalam laman mereka.
Aturan makanan ada di banyak agama, namun aturan itu muncul berabad-abad
yang lampau sehingga bahkan para nabi pun tidak dapat membayangkan
adanya daging yang ditumbuhkan seperti bayi tabung dari sel-sel punca
seekor sapi.
Rabi Yehuda Shurpin dari gerakan Chabad menulis bahwa kitab Talmud
mengisahkan “daging ajaib” yang jatuh dari surga atau dimunculkan oleh
para rabi yang mempelajari teks mistis.
Karena daging itu otomatis kosher sebab tidak berasal dari binatang
seutuhnya, hal tersebut dapat menjadi model bagi daging yang dibuat di
laboratorium.
Namun ia mengatakan bahwa jika sel-sel punca itu daging sebenarnya,
mereka harus berasal dari sapi yang disembelih sesuai aturan kosher,
yaitu bahwa leher binatang harus disembelih saat masih sadar.
Rabi-rabi yang ahli harus mempelajarinya secara lebih hati-hati “ketika
isu ini menjadi lebih praktis dan burger yang dikembangkan di
laboratorium menjadi pilihan yang terjangkau,” ujar Shurpin.
Larangan kosher untuk mencampur daging dan produk olahan susu juga
menjadi masalah lain untuk umat Yahudi terkait burger keju
(cheeseburger).
Rabi Menachem Genack dari Orthodox Union di New York mengatakan bahwa
daging laboratorium dapat dianggap “parve” (bukan daging atau olahan
susu) dalam kondisi-kondisi tertentu sehingga burger keju yang kosher
diperbolehkan.
Seperti Yogurt dan Acar
Aturan halal dalam agama Islam mewajibkan penyembelihan yang mirip
dengan aturan kosher, namun dengan batasan-batasan yang lebih sedikit.
“Sepertinya tidak ada keberatan untuk memakan jenis daging yang
ditumbuhkan ini,” menurut tanggapan dari Lembaga Islami di Orange
County, California dalam laman mereka.
Para aktivis hak-hak binatang menganggap metode penyembelihan Muslim dan
Yahudi sebagai kekejaman yang tidak perlu, dan menyerukan pelarangan
jenis penyembelihan yang telah berkembang di Eropa pada beberapa tahun
terakhir seiring peningkatan persediaan daging halal di toko-toko dan
restoran-restoran.
Media Gulf News di Dubai mengutip Abdul Qahir Qamar dari Akademi
Internasional Fiqih Islami di Jeddah, Arab Saudi, mengatakan bahwa
daging in-vitro “tidak akan dianggap daging dari binatang hidup, tapi
daging yang dikembangkan.”
Sejauh sel-sel yang digunakan tidak datang dari babi, anjing atau
binatang yang diharamkan lainnya, ujarnya, daging itu dianggap vegetatif
dan “mirip dengan yogurt dan acar hasil fermentasi.”
Bukan untuk Vegetarian
Prospek daging tersebut juga memicu debat di India, dimana umat Hindu yang menjadi mayoritas menganggap sapi itu suci.
“Kita tidak akan menerima daging itu diperdagangkan di pasar dalam
bentuk apa pun atau digunakan untuk tujuan komersial,” ujar Chandra
Kaushik, presiden kelompok nasionalis Hindu Akhil Bharat Hindu
Mahasabha, kepada blog India Real Time.
Banyak pemeluk Hindu dan Sikh adalah vegetarian, dan beberapa diantara
mereka berkomentar bahwa mereka mungkin tidak akan menyukai rasa daging
buatan tersebut bahkan jika diperbolehkan dimakan.
“Siapa juga yang mau makan bangkai, ditumbuhkan di laboratorium atau
tidak?” tulis salah satu pembaca dalam laman Forum Hindu Dharma.
(Reuters/Tom Heneghan)
Home »
Agama
,
Internasional
,
Iptek
,
Kesehatan
» Umat Beragama Pertanyakan Daging Burger Laboratorium
Umat Beragama Pertanyakan Daging Burger Laboratorium
Written By Anonim on Kamis, 26 September 2013 | 06.20
Label:
Agama,
Internasional,
Iptek,
Kesehatan
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !