Jakarta - Anggota Komisi X DPR RI Reni Marlinawati mengatakan "Miss World
2013" yang hanya diselenggarakan di Bali tetap mencederai nilai-nilai
Pancasila, khususnya sila pertama.
"Persoalan
penyelenggaraan Miss World di Indonesia itu bukan soal lokasi di Bali,
Bogor, Jakarta atau di mana pun itu. Persoalannya, Miss World-nya yang
mengekspolitasi perempuan dan tentu tidak sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila," katanya di Jakarta, Selasa.
Sebelumnya, pagelaran Miss World 2013 semula akan dipusatkan di Bali
dan Jakarta, namun belakangan hanya diselenggarakan di Bali.
Anggota legislatif yang membidangi pendidikan, kebudayaan dan
pariwisata, pemuda dan olahraga serta perpustakaan nasional itu
mengatakan Miss World adalah bentuk pelembagaan komersialisasi
perempuan.
"Persoalannya, pelaksanaan ajang kecantikan sejagad itu kan tentang
eksotisme perempuan. Terdapat persoalan komersialisasi terhadap
perempuan yang akhirnya diformalisasi atau dilembagakan dalam bentuk
Miss World," katanya.
Menurut Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan itu, Indonesia adalah
negara yang menjunjung nilai-nilai agama sebagaimana tertuang dalam
sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
"Dengan kata lain, Indonesia bukanlah negara dengan ideologi humanis
seperti yang dianut dan dipraktikkan oleh negara-negara Barat. Sikap
saya jelas bahwa Miss World itu memberlakukan standar yang bertentangan
dengan nilai-nilai yang dianut oleh Indonesia," katanya.
Ia menegaskan Indonesia bukan negara agama tetapi Indonesia
menjunjung nilai-nilai religiusitas sebagaimana tertuang dalam sila
pertama Pancasila.
"Miss World itu berasal dari negara yang menjunjung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan atau humanisme sehingga nilai kebebasan itu
dijunjung tinggi. Itulah kenapa hak individu menjadi dijunjung tinggi
sehingga orang yang mau telanjang di depan umum pun tidak pernah
dipermasalahkan, berbeda dengan budaya negara kita. Jadi kalau tradisi
mereka dibawa ke sini, tentu tidak cocok," katanya.
Reni menganggap pemerintah melakukan pembiaran Miss World tetap berlangsung di Indonesia.
"Masalahnya pemerintah mau mendengar atau tidak. Menteri Agama juga
telah melarang pelaksanaan Miss World, tapi kemudian pemerintah
melakukan pembiaran hingga Miss World tetap berjalan," katanya.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !