Daily Metro - HOUSTON — Sebuah pusat perbelanjaan di Houston, Amerika Serikat, telah
memicu kemarahan karena memasang poster larangan parkir mobil bagi orang
muslim. Poster larangan itu dipasang di sebuah jalan dekat Masjid El
Farouq. Poster dengan tulisan huruf hitam bertuliskan ‘Orang Muslim
dilarang parkir di Pusat Perbelanjaan Westview. Mobil Anda akan
ditarik’.
Masjid El Farouq terletak di seberang jalan dari pusat perbelanjaan itu, di depan papan tanda itu dipasang. Seorang karyawan pusat perebelanjaan menolak berbicara kepada media massa. Namun seorang pekerja menyebutkan bahwa pemilik toko, Steve Kwon, telah memasang tanda itu. Setelah bericara dengan KPRC, Kwon terpaksa mencabut poster itu.
Di seluruh wilayah Amerika, banyak masjid menghadapi penentangan keras dari masyarakat belakangan ini.
Permintaan dari masyarakat muslim untuk membangun masjid berulangkali ditolak dengan berbagai alasan, mulai dari penentangan masyarakat lokal hingga masalah zona.
Namun orang muslim menganggap penolakan berulangkali itu sebagai cerminan kebencian yang meningkat terhadap mereka sejak serangan berdarah 2001 lalu.
Dalam lima tahun terakhir, terjadi aktivitas antimasjid di lebih dari separuh negara bagian di Amerika. Data dari Serikat Kebebasan Sipil Amerika ACLU menyebutkan sekurangnya ada 18 proyek masjid, dari Mississippi hingga Wisconsin, yang mendapat penentangan keras dari orang-orang yang ingin mencegah pembangunan masjid dengan berbagai dalih, termasuk masalah kemacetan lalulintas hingga kekhawatiran akan terorisme.
Bahkan beberapa masjid telah dirusak termasuk pembakaran masjid di Wichita pada 2011 lalu dengan imbalan 5.000 dolar AS bagi pelakunya. Sekalipun mendapat sangkalan dari pemilik pusat perbelanjaan, pemasangan poster itu membuat banyak orang muslim terkejut.
“Saya meraksa kasihan dengan orang yang memasangnya. Jelas sekali ia sangat membenci,” ujar Ahmed Hassan, seorang muslim setempat. Sekalipun tidak ada data resmi, Amerika dihuni antara 6 hingga8 juta orang muslim. Jajak pendapat Gallup menunjukkan mayoritas orang muslim di Amerika memiliki jiwa pahlawan dan setia pada negara. Mereka juga optimis memandang masa depan di Amerika.
Masjid El Farouq terletak di seberang jalan dari pusat perbelanjaan itu, di depan papan tanda itu dipasang. Seorang karyawan pusat perebelanjaan menolak berbicara kepada media massa. Namun seorang pekerja menyebutkan bahwa pemilik toko, Steve Kwon, telah memasang tanda itu. Setelah bericara dengan KPRC, Kwon terpaksa mencabut poster itu.
Di seluruh wilayah Amerika, banyak masjid menghadapi penentangan keras dari masyarakat belakangan ini.
Permintaan dari masyarakat muslim untuk membangun masjid berulangkali ditolak dengan berbagai alasan, mulai dari penentangan masyarakat lokal hingga masalah zona.
Namun orang muslim menganggap penolakan berulangkali itu sebagai cerminan kebencian yang meningkat terhadap mereka sejak serangan berdarah 2001 lalu.
Dalam lima tahun terakhir, terjadi aktivitas antimasjid di lebih dari separuh negara bagian di Amerika. Data dari Serikat Kebebasan Sipil Amerika ACLU menyebutkan sekurangnya ada 18 proyek masjid, dari Mississippi hingga Wisconsin, yang mendapat penentangan keras dari orang-orang yang ingin mencegah pembangunan masjid dengan berbagai dalih, termasuk masalah kemacetan lalulintas hingga kekhawatiran akan terorisme.
Bahkan beberapa masjid telah dirusak termasuk pembakaran masjid di Wichita pada 2011 lalu dengan imbalan 5.000 dolar AS bagi pelakunya. Sekalipun mendapat sangkalan dari pemilik pusat perbelanjaan, pemasangan poster itu membuat banyak orang muslim terkejut.
“Saya meraksa kasihan dengan orang yang memasangnya. Jelas sekali ia sangat membenci,” ujar Ahmed Hassan, seorang muslim setempat. Sekalipun tidak ada data resmi, Amerika dihuni antara 6 hingga8 juta orang muslim. Jajak pendapat Gallup menunjukkan mayoritas orang muslim di Amerika memiliki jiwa pahlawan dan setia pada negara. Mereka juga optimis memandang masa depan di Amerika.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !