Daily Metro - Beda pendapat antara keluarga almarhum Ustaz Jeffry Al Buchori alias Uje dengan Pipik Dian Irawati, janda Uje terkait pemugaran makam masih bergulir. Pipik menyayangkan pemugaran dilakukan tanpa melibatkan dirinya.
Pasalnya Pipik
ingin kondisi makam sederhana seperti pesan Uje semasa hidup. Sementara
keluarga Uje melakukan pemugaran untuk memberikan rasa nyaman kepada
peziarah.
Lalu bagaimana sikap Majelis Ulama Indonesia (MUI) terhadap pemugaran
makam? Menurut Ketua MUI KH Amidhan, pihaknya belum membahas masalah
ini. Sebab persoalan makam, ulama mempunyai beda pendapat. Pun dengan
ziarah. Karena itu MUI pun enggan berkomentar jauh soal tersebut.
"Soal pemugaran makam Uje, saya gak mau berpendapat tapi karena punya
idola sehingga banyak pengunjung. Mungkin keluarga menghendaki
diperbaiki sepantasnya. Namun ada keluarga lain yang apa adanya, mungkin
bukan persoalan agama tapi di dunia," ujarnya, Rabu (25/9).
Bahkan Amidhan menilai kuburan diperindah sebenarnya boleh. Asal tak
keluar dari pemahaman ziarah itu sendiri. "Dipercantik boleh asal gak
dikaitkan seolah-olah di dalamnya punya magic, wali atau apa. Karena
saya gak tahu motivasi yang datang, itu hak Allah. Saya kira ada yang
bangun karena selama ini di kuburan umum begitu. Mungkin datang ke sana
enak dilihat," ucapnya.
Mengenai pemugaran makam Uje yang menuai pro dan kontra, MUI meminta
pihak yang terlibat duduk bersama. "Mungkin karena punya idola banyak.
Makanya dipercantik tapi jangan berlebihan dari aqidah. Keberatan istri
dipertimbangkan. Karena sudah ada yang tidur di sana sejak Uje
meninggal. Mungkin ada budaya kita seperti itu. Seperti makam Gus Dur
yang sampai sekarang selalu dipenuhi peziarah," ucapnya.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !